Baca Sumber
Dalam jumpa pers yang digelar di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan dan dihadiri Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan, Kamis (5/1/2017), polisi menayangkan CCTV di rumah korban Dodi Triono (59) yang merekam detik demi detik kejadian sadis di Pulomas.
CCTV atau kamera pengintai yang ada di rumah tersebut membantu membongkar kasus
pembunuhan sadis yang bermotif
perampokan itu.
Rekaman CCTV memperlihatkan detail aksi
perampokan mulai dari pelaku datang, mengancam dan menyekap para korban, mengambil barang-barang, hingga pelaku meninggalkan lokasi.
Terlihat, setelah berhasil masuk ke halaman rumah korban, Ramlan Butar-Butar Cs (bersama Ridwan Sitorus alias Ius Pane, Erwin Situmorang, dan Alfin Bernius Sinaga) menodong Yanto, sopir korban yang berada di garasi.
Selanjutnya Yanto dibawa masuk ke dalam rumah.
Setelah berada di ruang keluarga, para pelaku mengumpulkan korban lain.
Mereka adalah 3 orang putri Dodi Triono dari istri keduanya, yakni Diona Arika Andra Putri (16), Zanette Kalila Azaria (13), dan Dianita Gemma Dzalfayla (9), teman Gemma, Amel (10), serta tiga orang pembantu dan babysitter.
Kemudian secara bergiliran para korban disekap di dalam kamar mandi kecil di dekat dapur, di bawah tangga.
Saat beraksi, para pelaku juga sempat mengecek setiap ruang kamar di lantai 2.
Sementara seorang sopir lagi, Tasrok dan tuan rumah Dodi Triono yang datang belakangan, menyusul disekap di kamar mandi yang sama.
Akibat penyekapan tersebut, 6 orang dari mereka meninggal dunia.
Sumber :
Selama hampir 18 jam, Ir Dodi Triono bersama anak-anaknya, 4 pembantu, dan 2 sopir disekap oleh Ramlan Butarbutar cs di dalam toilet ukuran 2 x 1 meter persegi. Selama itu, mereka harus bertahan hidup dengan berebut menghirup oksigen.
"Sebelas korban itu pukul 14.42 WIB (Senin, 26 Desember 2016) dimasukkan (ke toilet). Besoknya pukul 10.10 WIB bisa dibuka. Itu pertama mereka berebut oksigen untuk bertahan hidup," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (5/1/2017).
Saat disekap di toilet dalam keadaan terkunci, Ir Dodi dan dua orang sopirnya, Tarso dan Yanto, mematahkan gagang pintu. Harapannya, pintu bisa berlubang, sehingga ada sedikit udara masuk ke dalam toilet.
"Pak Dodi sempat mematahkan gagang pintu. Itu keterangan pembantu, yang saya sangka dipatahkan pelaku. Dia coba patahkan gagang pintu biar berlubang, sehingga ada udara masuk," imbuhnya.
Selain itu, mereka berusaha bertahan hidup dengan meminum air dari keran toilet. "Lalu mereka meminum air ledeng supaya tidak dehidrasi," ungkapnya.
Toilet itu sendiri tidak memiliki ventilasi. Sedangkan exhaust fan di dalam toilet tidak menyala karena Ramlan Butarbutar cs tidak menghidupkan lampu kamar mandi.
Udara di dalam toilet yang dijejali 11 korban pun begitu pengap. Udara sangat sedikit sekali bagi korban untuk dihirup. Satu per satu korban tewas berjatuhan. Mereka tidak kuat bertahan karena kurangnya oksigen.
Di tengah situasi itu, Zanette Kalila Azaria (13) atau Anet tiba-tiba menjerit kesakitan. Dia digigit oleh kakaknya, Diona Arika Putri (16), yang akhirnya tewas dalam peristiwa itu.
"Lalu (ada yang) mendengar suara jeritan Anet karena digigit Diona, agar supaya tetap hidup. Dan itu dibenarkan Anet saat pemeriksaan melalui ibunya. Ibunya mengerti bahasa Anet," lanjutnya.
Dodi dan kedua sopirnya berusaha mendobrak pintu hingga mematahkan gagang pintu toilet. Namun usaha mereka sia-sia.
"Tidak bisa (didobrak). Kalau bisa dibuka, ya dibuka. (Pintu) itu kuat sekali," tutup Iriawan.
Hingga akhirnya enam orang tewas. Mereka adalah Dodi, Diona Andra Putri (putri pertama Dodi dari mantan istri kedua), Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun, putri ketiga Dodi dari mantan istri kedua), Amalia Calista (teman Gemma), serta dua sopir Dodi bernama Yanto dan Tarso.
Sementara lima korban lainnya selamat. Mereka adalah Anet (putri kedua Dodi dari mantan istri kedua) dan empat pembantu, yakni Santi, Fitriyani, Emi, dan Windi.
Sumber :